Kamis, 14 Maret 2013

PRAKTIKUM KINETIKA REAKSI

KINETIKA REAKSI

A. Pendahuluan

     1. Latar Belakang

Reaksi-reaksi kimia berlangsung memakan waktu yang berbeda-beda. Meledaknya bom atom merupakan reaksi yang berlangsung cepat, sedangkan reaksi perkaratan pada sepotong paku merupakan contoh reaksi yang berlangsung lambat. Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama semakin bertambah. D alam kehidupan konsep laju reaksi sudah banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya adalah semakin luas bidang sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya.
Menurut hukum aksi masa, laju reaksi kimia pada suhu tertentu dinyatakan sebagai banyaknya zat yang bereaksi per satuan waktu, bergantung hanya pada konsentrasi zat yang mempengaruhin lajunya. Zat yang mempengaruhi laju biasanya adalah suatu zat pereaksi atau lebih, kadang salah satu hasil zat reaksi dan kadang suatu suatu katalis yang tidak muncul dalam dalam persamaan kimia menyeluruh yang diseimbangkan. Ketergantungan laju pada konsentrasi sebagai keseimbangan langsung, dimana konsentrasi muncul dala pangkat nol, satu, atau dua. Pangkat konsentrasi ini disebut  ordo reaksi terhadap zat ini.
Kecepatan suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu dan katalis. Rumus yang menyatakan hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi disebut rumus kecepatan reaksi atau hukum kecepatan reaksi. Rumus kecepatan reaksi diturunkan dari persamaan reaksi stoikiometrik.




2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum acara III Kinetika Reaksi ini adalah Menentukan tingkat reaksi logam Mg dengan larutan HCl.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum Kinetika reaksi ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 November 2010 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboraturium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
























B.     Tinjauan Pustaka
Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak (Ryan, 2001).
Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi mudah terlampaui, dengan dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso, 2002).
Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum laju dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature. Idealnya langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan untuk menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins, 1999).
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan setiap massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi massa (Anonim, 2010).
 Suatu laju reaksi ditentukan oleh sifat-sifat dari senyawa yang bereaksi, suhu serta konsentrasi dari reaktan-reaktan yang ada. Suhu yang meningkat akan diikuti atau akan menyebabkan kecepatan reaksi akan semakin cepat. Berdasarkan kenyataan yang ada terdapat beberapa reaksi yang apabila terjadi kenaikan suhu 100C dapat meningkatkan laju reaksi sebesar dua kalinya. Bila konsentrasi meningkat akan dapat pula mempercepat laju reaksi, akan tetapi beberapa reaksi ordo nol, konsentrasi tidak berpengaruh. Hal ini dikarenakan sifat reaksi tersebut jika ditambah suatu apapun reaksi tidak dapat dipercepat. (Sukarjo, 1999).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
         1. Alat
            a.  Tabung reaksi
            b.  Stopwatch
    2. Bahan
        a.  8 potong pita Mg
        b.  larutan HCl
    3.  Cara Kerja
a.       Menyediakan 8 potong pita Mg @ 2 cm.
b.       Menyediakan larutan HCl : 1.0 M;1.2 M;1.4 M;1.6 M;1.8 M;dan 2 M @10 ml.
c.        Memindahkan 10 ml larutan HCl 2 M ke tabung reaksi dan masukan 1 potong pita Mg.
d.       Mencatat waktu mulai memasukkan pita sampai reaksi selesai (pita habis).
e.        Menggambar grafik konsentrasi terhada 1/t dan konsentrasi pangkat dua terhadap 1/t.
f.       Menentukan tingkat/orde reaksinya.














D.    Hasil dan Analisis Pengamatan
     1. Hasil Pengamatan
         Tabel 1.1 Pengamatan tingkat reaksi 1
No.
x
s
y
x.y
x².y²
1
1
489
1
2
1,2
319
1,44
3
1,4
94
1,96
4
1,6
152
2,56
5
1,8
119
3,24
6
2
100
4
9
1273
14,2

          Tabel 1.2 Hasil Pengamatan tingkat reaksi 2
No.
1.
1
1,0
2.
1,44
2,1
3.
1,96
3,8
4.
2,56
6,6
5.
3,24
10,5
6.
4
16,0
14,2
40,0

         2. Analisis Hasil Pengamatan
a.    Persamaan garis regrasi tingkat 1
 


Y = - 2,2 × 10-3 + 0,34 × 10-3 X

SD1 =
   
=
=
= 9,17×10-3
Jadi SD1 nya sebesar 9,17×10-3

b . Persamaan garis regrasi tingkat 2



SD2 =
=
                                     =
                =
                = 3,15
Jadi, SD2 nya ialah 3,15










Gambar Grafik
Grafik X           1/t(s)
                           1/t(y)
                               1/100
                                         1/113
                                         1/161
                                         1/193
                                         1/252
                                         1/392
                                                     0          1       1,2       1,4       1,6      1,8        2                              M (x)
                        Gambar 3.1 Grafik konsentrasi terhadap waktu

Grafik X2           1/t(s)
                           1/t(y)
                               1/100
                                         1/113
                                         1/161
                                         1/193
                                         1/252
                                         1/392
                                                     0          1      1,44    1,96      2,56    3,24      4                              M (x2)
                         Gambar 3.1 Grafik konsentrasi (X2) terhadap waktu.




D.  Pembahasan dan Kesimpulan
           1.  Pembahasan
Pada umumnya reaksi-reaksi berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, misalnya reaksi penetralan asam oleh basa dan reaksi peledakan dinamit. Ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat sehingga seakan-akan tidak berjalan sama sekali, misalnya reaksi antara hidrogen dengan oksigen. Campuran kedua zat ini dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama. Sebelum dapat teramati hasil realsinya, yaitu air. Untuk dapat menyatakan lambat atau cepatnya suatu reaksi, dikemukakan konsep ”Kecepatan Reaksi” (laju reaksi, kinetika reaksi).  Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Suatu reaksi akan berlangsung dengan cepat, jika tabrakan molekul-molekul dari zat yang bereaksi banyak dan sering terjadi
 Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama semakin bertambah. Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Atau didefinisikan sebagai banyaknya mol zat per liter (untuk gas atau larutan) yang berubah menjadi zat lain dalam satu satuan waktu.
Proses berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang akan mempengaruhi jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang bereaksi. Diantaranya yaitu suhu, katalis, molaritas, katalis dan konsentrasi. Suhu, makin tinggi suhu reaksi yang berlangsung maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering dan menyebabkan kecepatan reaksinya semakin meningkat sesuai dengan teori Arhenius. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat jalannya reksi tetapi tidak terlibat dalam reaksi. Berdasarkan teori tumbukan, katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi . Molaritas banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Semakin besar molalitas maka semakin cepat laju reaksi.   Konsentrasi, persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan, kenaikan konsentrasi akan berdampak pada pertambahan kecepatan reaksinya. Artinya, makin tinggi konsentrasi maka makin banyak molekul reaktan yang tersedia. Dengan demikian, kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak pula sehingga kecepatan reaksinya meningkat.
  2.   Kesimpulan
           Berdasarkan praktikum kinetika reaksi dapat di simpulkan bahwa :
a.      Laju reaksi dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu konsentrasi.
b.         Menurut persamaan, laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu dan berbanding lurus dengan konsentrasi.
c.         Semakin tinggi konsentrasi HCl maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan Mg.












DAFTAR PUSTAKA
Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry. Edisi kedua. Melbourne: Longman
Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Tarity Samudra Berlian: Jakarta
Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. Nelson Thornes: London


0 komentar:

Posting Komentar