KINETIKA REAKSI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Reaksi-reaksi
kimia berlangsung memakan waktu yang berbeda-beda. Meledaknya bom atom
merupakan reaksi yang berlangsung cepat, sedangkan reaksi perkaratan pada
sepotong paku merupakan contoh reaksi yang berlangsung lambat. Dalam
ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang terlibat
dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia
semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama semakin
bertambah. D alam kehidupan konsep laju reaksi sudah
banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya adalah
semakin luas bidang sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya.
Menurut
hukum aksi masa, laju reaksi kimia pada suhu tertentu dinyatakan sebagai
banyaknya zat yang bereaksi per satuan waktu, bergantung hanya pada konsentrasi
zat yang mempengaruhin lajunya. Zat yang mempengaruhi laju biasanya adalah
suatu zat pereaksi atau lebih, kadang salah satu hasil zat reaksi dan kadang
suatu suatu katalis yang tidak muncul dalam dalam persamaan kimia menyeluruh
yang diseimbangkan. Ketergantungan laju pada konsentrasi sebagai
keseimbangan langsung, dimana konsentrasi muncul dala pangkat nol, satu, atau
dua. Pangkat konsentrasi ini disebut ordo reaksi terhadap zat ini.
Kecepatan
suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu konsentrasi, luas
permukaan sentuhan, suhu dan katalis. Rumus yang menyatakan hubungan antara
kecepatan reaksi dan konsentrasi disebut rumus kecepatan reaksi atau hukum
kecepatan reaksi. Rumus kecepatan reaksi diturunkan dari persamaan reaksi
stoikiometrik.
2. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum acara III Kinetika Reaksi ini adalah Menentukan tingkat
reaksi logam Mg dengan larutan HCl.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum Kinetika reaksi ini
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 November 2010 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboraturium Biologi Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.
Tinjauan Pustaka
Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat
dilakukan yaitu memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga
Ea. Kedua cara itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki
energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi
semakin banyak (Ryan, 2001).
Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat
tersebut menyerap energi kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak
lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik
menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi
mudah terlampaui, dengan dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso,
2002).
Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk
menentukan hukum laju dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa
temperature. Idealnya langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan
untuk menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping
(Atkins, 1999).
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama
dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas
(tetapan kecepatan) dengan setiap massa aktif meningkat sampai daya tertentu.
Daya tertentu tersebut tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari
persamaan reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum
aksi massa (Anonim, 2010).
Suatu laju reaksi ditentukan oleh
sifat-sifat dari senyawa yang bereaksi, suhu serta konsentrasi dari
reaktan-reaktan yang ada. Suhu yang meningkat akan diikuti atau akan
menyebabkan kecepatan reaksi akan semakin cepat. Berdasarkan kenyataan yang ada
terdapat beberapa reaksi yang apabila terjadi kenaikan suhu 100C dapat meningkatkan
laju reaksi sebesar dua kalinya. Bila konsentrasi meningkat akan dapat pula
mempercepat laju reaksi, akan tetapi beberapa reaksi ordo nol, konsentrasi
tidak berpengaruh. Hal ini dikarenakan sifat reaksi tersebut jika ditambah
suatu apapun reaksi tidak dapat dipercepat. (Sukarjo, 1999).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Stopwatch
2. Bahan
a.
8 potong pita Mg
b.
larutan HCl
3. Cara Kerja
a.
Menyediakan 8 potong pita Mg @ 2 cm.
b.
Menyediakan larutan HCl : 1.0 M;1.2 M;1.4 M;1.6
M;1.8 M;dan 2 M @10 ml.
c.
Memindahkan 10
ml larutan HCl 2 M ke tabung reaksi dan masukan 1 potong pita Mg.
d.
Mencatat waktu
mulai memasukkan pita sampai reaksi selesai (pita habis).
e.
Menggambar grafik konsentrasi terhada 1/t dan
konsentrasi pangkat dua terhadap 1/t.
f.
Menentukan tingkat/orde reaksinya.
D.
Hasil dan Analisis Pengamatan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 1.1 Pengamatan tingkat reaksi 1
No.
|
x
|
s
|
y
|
x.y
|
x²
|
y²
|
x².y²
|
1
|
1
|
489
|
|
|
1
|
|
|
2
|
1,2
|
319
|
|
|
1,44
|
|
|
3
|
1,4
|
94
|
|
|
1,96
|
|
|
4
|
1,6
|
152
|
|
|
2,56
|
|
|
5
|
1,8
|
119
|
|
|
3,24
|
|
|
6
|
2
|
100
|
|
|
4
|
|
|
∑
|
9
|
1273
|
|
|
14,2
|
|
|
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan tingkat
reaksi 2
No.
|
x²
|
y²
|
|
|
|
1.
|
1
|
|
1,0
|
|
|
2.
|
1,44
|
|
2,1
|
|
|
3.
|
1,96
|
|
3,8
|
|
|
4.
|
2,56
|
|
6,6
|
|
|
5.
|
3,24
|
|
10,5
|
|
|
6.
|
4
|
|
16,0
|
|
|
∑
|
14,2
|
|
40,0
|
|
|
2. Analisis Hasil
Pengamatan
a.
Persamaan garis regrasi tingkat 1
Y
= - 2,2 × 10-3 + 0,34 × 10-3 X
SD1
=
=
=
= 9,17×10-3
Jadi SD1 nya sebesar
9,17×10-3
b . Persamaan garis regrasi
tingkat 2
SD2
=
=
=
=
= 3,15
Jadi, SD2 nya ialah 3,15
Gambar
Grafik
Grafik X 1/t(s)
1/t(y)
1/100
1/113
1/161
1/193
1/252
1/392
0 1
1,2 1,4 1,6
1,8 2 M (x)
Gambar 3.1 Grafik konsentrasi terhadap waktu
Grafik X2 1/t(s)
1/t(y)
1/100
1/113
1/161
1/193
1/252
1/392
0 1
1,44 1,96 2,56
3,24 4 M (x2)
Gambar 3.1 Grafik konsentrasi (X2) terhadap waktu.
D. Pembahasan dan
Kesimpulan
1. Pembahasan
Pada umumnya reaksi-reaksi berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, misalnya reaksi
penetralan asam oleh basa dan reaksi peledakan dinamit. Ada juga reaksi yang
berlangsung sangat lambat sehingga seakan-akan tidak berjalan sama sekali,
misalnya reaksi antara hidrogen dengan oksigen. Campuran kedua zat ini dapat
disimpan untuk waktu yang cukup lama. Sebelum dapat teramati hasil realsinya,
yaitu air. Untuk dapat menyatakan lambat atau cepatnya suatu reaksi,
dikemukakan konsep ”Kecepatan Reaksi” (laju reaksi, kinetika reaksi). Kecepatan reaksi
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per
satuan waktu. Suatu reaksi akan berlangsung dengan cepat, jika tabrakan
molekul-molekul dari zat yang bereaksi banyak dan sering terjadi
Konsentrasi
pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan
hasil reaksi semakin lama semakin bertambah. Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
persatuan waktu. Atau didefinisikan sebagai banyaknya mol zat per liter (untuk
gas atau larutan) yang berubah menjadi zat lain dalam satu satuan waktu.
Proses
berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang akan
mempengaruhi jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang bereaksi.
Diantaranya yaitu suhu, katalis, molaritas, katalis dan konsentrasi. Suhu, makin tinggi suhu reaksi yang berlangsung maka
menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi
semakin sering dan menyebabkan kecepatan reaksinya semakin meningkat sesuai
dengan teori Arhenius. Katalis adalah zat yang
dapat mempercepat jalannya reksi tetapi tidak terlibat dalam reaksi.
Berdasarkan teori tumbukan, katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi .
Molaritas banyaknya mol zat terlarut tiap
satuan volum zat pelarut. Semakin besar molalitas maka semakin cepat laju
reaksi. Konsentrasi, persamaan laju
reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan, kenaikan konsentrasi
akan berdampak pada pertambahan kecepatan reaksinya. Artinya, makin tinggi
konsentrasi maka makin banyak molekul reaktan yang tersedia. Dengan demikian,
kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak pula sehingga kecepatan reaksinya
meningkat.
2. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kinetika
reaksi dapat di simpulkan bahwa :
a. Laju
reaksi dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu konsentrasi.
b.
Menurut persamaan, laju reaksi berbanding
terbalik dengan waktu dan berbanding lurus dengan konsentrasi.
c.
Semakin tinggi konsentrasi HCl maka semakin
kecil waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan Mg.
DAFTAR PUSTAKA
Anderton, J.
D. 1997. Foundations of Chemistry. Edisi kedua. Melbourne: Longman
Anonim, 2010.
www.strompages.com/aboutchemistry.
Atkins, P. W.
1999. Kimia Fisika Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Suroso, A. Y.
2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Tarity Samudra Berlian: Jakarta
Ryan, Lawrie.
2001. Chemistry For You. Nelson Thornes: London
0 komentar:
Posting Komentar