FATTAHILLAH M.A
H3512019
D3 AGROFARMAKA
|
1.
PENDIDIKAN ANAK
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ
عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ
تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ
وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ (رواه أبو
داود)[1]
Artinya :
Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad
dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda :
“Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang
sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi
menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R.
Abu Dawud)
KANDUNGAN HADITS
Setiap anak dilahirkan atas fitrohnya yaitu suci tanpa
dosa, dan apabila anak tersebut menjadi yahudi atau nasrani,
dapat dipastikan itu adalah dari orang tuanya. Orang tua harus mengenalkan
anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang harus dikerjakan dan mana yang buruk
yang harus ditinggalkan. Sehingga anak itu bisa tumbuh berkembang dalam pedndidikan
yang baik dan benar. Dalam proses pendidikkan anak ini, adakalanya orang tua
bersikap keras dalam mendidik anak. Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua
mengingatkan anaknya untuk melakukan sholat dan pada saat umur sepuluh tahun,
orang tua boleh memukulnya ketika sianak tersebut tidak mengerjakan sholat. Ketika
anak tersebut oleh orang tuanya dijadikan seorang muslim maka anak tersebut
harus menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim. Salah satunya
adalah berbakti kepada kedua orang tuanya seperti firman Allah SWT.
“dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua
orang ibu- bapaknya”. (Q.S
Al-ankabuut).
Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca
berulang-ulang dan kita renungkan dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan
mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada kita, mengaruniakan kesanggupan untuk
mengoreksi diri dan mengaruniakan kesadaran untuk bertanya: “Telah seberapa
besarkah kita memuliakan ibu bapak?”. Boleh jadi kita sekarang mulai
mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat
banting tulang mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri
mulai malas belajar dan tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang
pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah
lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita anak-anaknya.
Tetapi, berapa kalikah dalam sehari semalam kita
mendoakannya? Shalat saja kita sering telat dan tidak khusyuk Rasulullah SAW
menempatkan ibu “tiga tingkat” di atas bapak dalam hal bakti kita pada
keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan
pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan.
Orang bijak mengatakan, “Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari
tubuh tidak akan pernah bisa menandingi pengorbanan mereka kepada kita. ”Jadi
orang tua itu berperan penuh dalam proses mendidik anaknya, apabila anak itu
sampai tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu merupakan kelalaian orang
tua.
2.
PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA
– حدثنا سعيد بن عفير قال: حدثنا
ابن وهب، عن يونس، عن ابن شهاب قال: قال حميد بن عبد الرحمن: سمعت معاوية خطيبا
يقول:
سمعت النبي صلى الله عليه وسلم
يقول: (من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين، وإنما أنا قاسم والله يعطي، ولن تزال
هذه الأمة قائمة على أمر الله، لا يضرهم من خالفهم، حتى يأتي أمر الله).
Hamid bin Abdirrahman
berkata, aku mendengar Muawwiyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw
Bersabda:” Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik,
maka Allah akan memberikan kepadanya pengetahuan dalam Agama, sesungguhnya aku
adalah orang yang membagi sementara Allah adalah sang pemberi, umat ini tidak
akan pernah berhenti menegakkan perintah Allah, dan tidak akan medhoroti
mereka, orang-orang yang menentangnya sampai datang hari kiamat.
(HR. Bukhori,
Bab Siapapun yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah pahamkan ia dalam
masalah agama).
Hadis di atas
menerangkan kepada kita bahwa kehendak Allah untuk menjadikan kita baik,itu
digantungkan dengan kepahaman kita menyangkut agama. Ilmu agama adalah ilmu
yang berkaitan dengan akhlak, maka dengan semakin tinggi pemahaman seseorang
terhadap masalah agama maka akan semakin baik pula akhlak dan perilakunya yang
puncaknya bisa mengantarkannya menjadi orang yang takut kepada Allah semata.
Kalau dewasa ini kita sering melihat seseorang yang dalam pengetahuan agamanya
namun dia justeru makin tenggelam dalam kesesatan, itu dikarenakan ia salah
dalam mengaplikasikan ilmunya. Dia hanya pandai beretorika namun hampa dari
pengamalan. Imam Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata,” Bahwa yang dikatakan orang Alim bukanlah
orang yang banyak ilmunya, namun yang dinamakan orang alim adalah orang yang
bias mengamalkan ilmunya.” Rasulullah memberikan peringatan kepada kita dengan
sabdanya “ barangsiapa makin tambah ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya,
maka ia semakin bertambah jauh dari Allah swt.” Bahkan Allah dengan tegas
mengatakan bahwa yang disebut ulama hanyalah orang yang takut kepadaNya
semata.” Innama Yakhsyallaha min ibaadihil ulamaa’.”
Jadi hadis di atas harus
dipahami bahwa orang yang dapat mengamalkan ilmu agamanya itulah orang yang
dikehendaki Allah menjadi baik.
3.
KOMPETISI YANG SEHAT DALAM PENDIDIKAN
73 – حدثنا الحميدي قال: حدثنا
سفيان قال: حدثني إسماعيل بن أبي خالد على غير ما حدثناه الزهري قال: سمعت قيس بن
أبي حازم قال: سمعت عبد الله بن مسعود قال:
قال النبي صلى الله عليه وسلم:
(لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في الحق، ورجل آتاه
الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها).
Humaidiy menceritakan
kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata, Ismail bin
Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan kepadaku, dia
berkata, aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar Abdullah Bin
Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : ”Tidak dosa hasud kepada dua
orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta kepadanya, maka
ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan kepadanya Ilmu
hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.
( HR. Bukhori).
4.
Menuntut Imu
Hadits
riwayat Ibnu Abdil Bar
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ
الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah
ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada
para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil
Bar).
Penjelasan
Hadits:
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abdil Bar di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan para malaikat
turut bergembira.
Agama Islam sangat memperhatikan
pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan
manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu, ibadah seseorang
menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah saw. mewajibkan umatnya
agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. Umat Islam wajib menuntut
ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti wajib pula
mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan sebagainya,
berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan puasa, zakat, haji,
dan sebagainya sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu
berarti manusia mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang tidak boleh,
seperti perdagangan, batas-batas mana yang boleh diperbuat dan mana yang
dilarang.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas
pada hal-hal ke akhiratan saja tetapi juga tentang keduniaan. Jelaslah kunci
utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat adalah
ilmu. Rasulullah saw. pernah bersabda:
مَنْ اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا
فَعَلَيْهِ بِالَعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa menghendaki
kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia
dan akhirat) maka dengan ilmu.”
Untuk kehidupan dunia kita memerlukan
ilmu yang dapat menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga
memerlukan ilmu yang sekiranya dapat membekali kehidupan akhirat. Dengan
demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan hidup insya Allah
akan tercapai. Untuk memperoleh pengetahuan, perlu ada usaha. Oleh karena itu,
Rasulullah saw. pernah meminta umat Islam agar menuntut ilmu walaupun ke negeri
Cina. Dianjurkannya memilih negeri Cina pada saat itu, karena kemungkinan
peradaban Cina sudah maju.
5. Amal yang tidak terputus sampai akhir hayat
إذا مات إبن أدم إنقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية
او علمينتفع به او ولد صالح يدعوا له
Artinya: Apabila anak Adam (manusia)
mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR.
Muslim)
6. Ilmu
Lebih Utama Dari Ibadah Shalat
عن ابى در قال عليه الصلاة والسلام : يا ابا در للأن تخدو
فتعلم بابا من كتب الله تعا لى خيرا لك من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar berkata:
Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu kemudian
mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding
kau melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)
TUGAS AGAMA ISLAM
Disusun Oleh
NAMA:FATTAHILLAH M.A
NIM :H3512019
PRODI :D3 AGROFARMAKA
|
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
0 komentar:
Posting Komentar